Rasa Pahit di Gula

Saya punya guilty pleasure yaitu membeli minuman rasa-rasa dalam kemasan. Minuman teh hijau, kopi dengan susu, susu dengan buah, hampir semua minuman rasa dalam kemasan pernah saya coba. Tampaknya yang hobi mengonsumsi minuman dalam kemasan tidak hanya saya tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan, riset Euromonitor menemukan bahwa pertumbuhan minuman ringan dalam kemasan 10 tahun terakhir sangat tinggi. Pertumbuhannya mencapai 250% dari tahun 2004 sampai 2014, dari sekitar 10 miliar liter menjadi 25 miliar liter per tahun. Jumlah yang sangat fantastis dilihat dari segi bisnis, tidak heran jika dalam beberapa tahun terakhir minuman baru dengan berbagai merk bermunculan.

Tentu tidak masalah banyak bermunculan merk baru, karena konsumen dimanjakan dengan pilihan yang ada. Lagipula siapa yang bisa menolak ini.

Beberapa waktu yang lalu, saat saya mengantar tamu dari luar Indonesia berkeliling, mereka mengeluh “Kok teh kemasannya manis banget ya?”. Saya yang sudah sering mengonsumsi minuman dalam kemasan tentu tidak merasa rasa manisnya terlalu manis. Mungkin karena sering mengonsumsi-nya saya taken for granted tingkat kemanisan minuman tadi, tapi kalau dipikir-pikir, benar kah minuman kemasan tadi terlalu manis?

Saya mengecek label beberapa minuman kemasan untuk tahu berapa kandungan gulanya, berikut hasilnya:

Nutr*boost dari M*nute Maid – 31 gram dalam 300 ml sekitar 1 gram tiap 10 ml

N* Green Tea Royal Jasmine- 44 gram dalam 500 ml sekitar 1 gram tiap 11.3 ml

Fr*sTea Green – 42 gram dalam 500 ml sekitar 1 gram tiap 11 ml

Jika ingin mengecek minuman favoritmu, bisa di cek disini

Dapat dilihat dari beberapa produk diatas bahwa kandungan gula dalam minuman kemasan sangat-sangat tinggi. Sebagai konteks, menurut American Heart Association jumlah gula yang dianjurkan untuk dikonsumsi perhari  maksimal sebanyak 37.5 gram untuk laki-laki dewasa dan 25 gram untuk wanita dewasa (Kemenkes secara resmi mengeluarkan anjuran konsumsi maksimal 50 gram per hari terlepas dari gender, sebagai pengingat, batas anjuran resmi di Indonesia selalu lebih tinggi dari batas anjuran Lembaga Internasional atau Lembaga yang telah melakukan riset komprehensif). Mungkin saya merasa manisnya minuman dalam kemasan wajar-wajar saja karena saya sudah terbiasa merasakan gula dengan konsentrasi 1 gram per 10-11 ml, tetapi bagi orang di luar Indonesia konsentrasi setinggi itu tentu tidak biasa. Jelas sekali kalau produk-produk tersebut jauh melebihi anjuran yang ada. Itu baru dari minuman, belum makanan ringan lain atau makanan utama yang kita konsumsi.

 

 

Ilustrasi Gula 40 gram

Dampak dari konsumsi gula yang berlebihan tentu tidak langsung kita rasakan tetapi bertahap setelah beberapa tahun. Bukan rahasia jika penderita diabetes atau penyakit tidak menular lainnya meningkat setiap tahun di Indonesia. Sudah ada banyak jurnal yang menerangkan tentang dampak negatif dari konsumsi gula berlebih. Selain gula, garam dan lemak juga perlu dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk mengawasi konsumsi gula harian. Melalui konsumsi gula lebih cermat dan menerapkan hidup sehat, kita akan sanggup live to the fullest. Jangan sampai saat tua nanti kita mengalami rasa pahit akibat gula, akan lebih baik jika kita menjaga kesehatan dari sekarang karena mencegah jauh lebih baik dari mengobati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *